Minggu, 16 Januari 2011

PUISI * NYANYIAN DUKA *


Adakah kau dengar nyanyian dukaku, kawan...?
Yang kukidungkan lewat kegelapan malam...
Yang diiringi gitarku yang tak pernah membisu dentingnya...
dengan syair
tentang angin dan langit hitam
tentang air hujan dan bayang-bayang
yang kaki-kaki panjangnya
melangkah terseok-seok
memunguti serpihan-serpihan rindu
yang tercecer dipembagian hari

Laguku seperti juga puntung-puntung rokok
yang terserak diberanda rumah-rumah tua
menanti tangan-tangan terjulur
demi segenggam nasib
dan penantian ajal

Akankah diriku akan seperti itu juga?

(Disaat hening dikamarku, November)

DOA ULTAH DHEA


Ya Allah
Terima kasih, Engkau sudah beri aku umur
dengan segala yg sudah Kau berikan padaku,
pengalaman hidup dan hikmah
yang tak mampu kusebut satu per satu

Ya Allah
Terima kasih sampai di umurku ini
Kau masih tetap menjagaku dengan Kasih sayangMU
Yang tiada putus

Ya Allah
Semoga di sisa umurku yang masih
Kau berikan untukku
Jadikanlah aku orang yang tetap bisa memberikan
banyak manfaat bagi orang lain
sampai diujung usiaku nanti

Ya Allah
Semoga apa yang sudah terjadi
dan yang akan terjalani
selalu berada dijalanMU
karena petunjukMU
karena kekuasaanMU
yang menggerakkan hati, pikiran,
dan langkahku ini
sehingga tidak dalam kesesatan
Sehingga selalu dalam keberkahan
dan ridhoMU

Ya Allah
jauhkanlah aku dari keputusasaan
tetapkanlah aku dijalanMU yang lurus
di jalan orang-orang yang selalu Engkau beri petunjuk

Jauhkanlah aku dan semua orang2 yang aku cintai dan kukasihi dari MurkaMU

Berikanlah CahayaMu
Ijinkan untuk Menerangi jalan  hidupku
dari awal hingga akhir waktuku
sampai dipenghujung umurku nanti
sampai disisiMU

Ya Allah
Engkau tempatku berharap
terkabulnya segala doa
dan terkabulkannya segala keinginan
Kabulkanlah Niatanku yang baik2 saja
Terimalah sebagai amalanku
Jauhkanlah aku dari niat burukku
Jauhkanlah aku dari niat buruk orang lain
dan Maafkanlah...!

Amiiiin Ya Robbil Alamin...

Bekasi, 2 Desember 2010. at 01.05

PUISI ULANG TAHUN DHEA


“ KEPADA DHEA – DIRIKU SENDIRI”
(Untuk Hari Ulang Tahunku, 2 Desember)
Hari demi hari, tak kusangka
telah kurangkai menjadi usia
betapa melelahkan, betapa meluluhkan
tapi selalu saja aku berusaha untuk tersenyum
biar langkah tertatih, biar menggapai luruh
dan resah mendesah
saat menanti hari yang kini dan mendatang
tapi semoga damai ‘kan bersemayam diam-diam
tapi….
bila tepat pada hari ulang tahunku nanti
adakah bisikan yang singgah ditelingaku
sebagai ucapan “ Selamat pagi” untukku…?
atau aku hanya akan berbisik pada diriku sendiri:
“ Aku kini tambah usia satu tahun”
suatu perjalanan waktu
dan suatu kepergian hari yang lalu
untuk tidak kembali lagi….?
Ach…tak tahulah aku…
kecuali hanya sebait puisi ini yang kucecerkan
pada lampu-lampu jalanan : “ merah…kuning…hijau “
sepanjang kotaku
tapi….
akankah Tuhan juga akan memberi hadiah ulang tahun
sebuah kicau burung yang semayup
 menembus jendela kamarku esok nanti
ketika matahari muncul dari peraduannya…?
Selamat, semogalah pintaku sampai usai waktuku
dan memang hanya itu yang bisa kuharapkan.