Selasa, 08 Maret 2011

ABOUT " ANAK " DIDIK DI KELAS (3)

Pada suatu hari, disebuah rumah si fulan. Sebelum berangkat sekolah ketika pamit pada kedua orang tuanya, si fulan di beri pesan oleh orang tuanya : " Fulan, sekolah yang baik, dan AWAS kalau nanti TIDAK DAPAT NILAI 100...! MINIMAL DAPAT NILAI 90 ya...!!!" demikian si Fulan dibekali orang tuanya dengan harapan tapi sekaligus ANCAMAN...!!!
Apa yang salah dengan kalimat pesan singkat orangtuanya tadi? Mengapa menjadi sebuah ancaman bagi si Fulan...? Karena pesan singkat itu disampaikan terus, dan diulang-ulang bahkan hampir setiap hari ketika anaknya mau berangkat sekolah, mau menuntut ilmu...

Pesan yang mustinya berupa harapan dan doa dari orang tua kepada anaknya, diterima menjadi ancaman bagi sang anak. Why...? Apa karena orang tua tidak memberi alternatif angka atau nilai yang lain selain 90-100...? Lalu bagaimana kalau si Fulan tidak bisa mendapatkan nilai 90 - 100 itu...?
Begitu ketakutannya dia untuk menjawab pertanyaanku....? bahkan dia lebih ketakutan membayangkan apa yang bakal terjadi dengan dirinya di rumah nanti jika dia pulang dengan membawa hasil nilai kurang dari 90...!!!

Maka dari sinilah mulai cerita, bahwa si Fulan mulai berfikir dengan akal kepandaiannya (karena sebetulnya dia memang anak yang tergolong pandai dikelasnya) yaitu...Aku Harus Mencari Kambing Hitam...!!!
Siapa kira-kira yang mau dan bisa kujadikan  Kambing Hitam, agar nanti aku Aman dan tetap Nyaman sesampai di rumah...???
* Apakah kambing hitam itu namanya " Waktu "...? ya karena waktu yang diberikan untuk belajar kurang. Pengumumannya mendadak atau terlalu mepet dengan hari ulangan.
* Apakah kambing hitam itu namanya " Teman "...? ya ,karena pada saat mengerjakan soal ulangan, konsentrasi buyar, dan terpecah karena teman2 gaduh dan ribut.
* Apakah kambing hitam itu namanya " Soal "...? ya, karena soal yang dikeluarkan jauh dari materi pelajaran, tidak ada materinya di buku, dll.
* Apakah kambing hitam itu namanya " Guru " ...? ya, karena aku gak suka sama gurunya, aku takut sama gurunya, karena gurunya kalau menerangkan tidak jelas/atau malah tidak pernah menerangkan, mukanya serem, gak ada ramahnya, galak, dll...Waduh celaka deh guru...!!!
* Apakah kambing hitam itu namanya " Bohong "...? ya, untuk mendapatkan si Kambing Hitam itu Aku harus bisa meyakinkan nanti dalam bercerita atau memberi laporan kalau ditanya ayah-ibu, sehingga bukan Aku si Fulan yang harus dipersalahkan...tapi dia....ya dia si Kambing Hitam-2 itu.....!!!

Ya Allah, berikanlah aku kemampuan untuk bisa mengatasi keadaan ini...! Siapa yang salah...? Haruskah aku juga mengikuti jejak si Fulan untuk mencari kambing hitam dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar terlaksana cita-cita mencerdaskan anak bangsa ini...?
Rasanya kita semua harus duduk bersama untuk membahas masalah si Fulan ini, tidak untuk mencari siapa yang pantas untuk dipersalahkan atau dapat tertangkapnya kambing hitam itu, tapi melainkan untuk didapatkan solusi bersama dengan manis dengan santun dengan arif dengan bijaksana, agar pepatah bilang " dapat ikannya tapi tidak harus keruh airnya..." ...That's right..? eh bener nggak bahasaku...?

Minggu, 06 Maret 2011

ABOUT " ANAK " DIDIK DI KELAS (2)

Tidak ada manusia yang sama, tidak ada anak yang sama, semua anak berbeda-beda.... tapi ada satu pemahaman saya bahwa: Jika semua anak diperlakukan sama perawatannya, diberi makan yang sama kecukupan gizinya (meski berbeda selera), diberi sandang pangan yg sama, diberi kasih sayang yang sama... rasanya tidak ada anak yang " bodoh " melainkan karena dia " malas ".
Karena dia yang " malas " itu sebetulnya sangat pintar...pintar memanfaatkan " situasi dan kondisi" alam sekitarnya, pintar memanfaatkan " kelemahan " kita (sbg orang tuanya yg sangat mengasihi dan menyayanginya), untuk keuntungan dirinya agar " kenyamanan  semu" yang selama ini dia dapatkan dan dia nikmati tidak berubah atau bahkan hilang karena harus mulai diajarkan tanggung jawab...

Subhanaallah, rasanya tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya ibarat pepatah tidak ada induk harimau yang akan memangsa anaknya sendiri...eh bener gak ya saya mencari perumpamaan?
Tetapi kadang ketika saya melihat pengalaman di lapangan dan pemandangan kehidupan berkeluarga di masyarakat kita, bahwa menuruti kemanjaan anak, terlalu melindungi, terlalu khawatir, dan terlalu-terlalu yang lain sebenarnya adalah awal dari keruwetan/masalah yang sebenarnya ke depannya nanti!
Semakin hari anak kita tumbuh berkembang, tetapi ternyata saking terlalu sayang dan perhatian kita, kita sebagai orang tua malah stagnan alias diam ditempat...tetap memberikan porsi yang sama dari dia kecil mulanya sampai anak kita bertambah umurnya.... (eh semoga saya tidak dalam rangka sok tahu...!)
Akibatnya akal pikirannya dan kepandaiannya berkembang, tetapi kebiasaan anak kecilnya tidak disesuaikan... karena serba kekhawatiran orang tua itu sendiri dan masih mempunyai sifat " terlalu " tadi....
Anak memanfaatkan kesempatan itu untuk  " kenyamannya " ...akibatnya begitu ada perubahan situasi dan kondisi sekitarnya, dia tidak siap...!!!,dan berabenya kita sbg orang tua lebih tidak siap lagi menerima pengaduannya, tidak siap menerima kenyataan bahwa mulai ada kekurangan dalam diri kita, yaitu tidak mempersiapkan ananda sesuai dengan tingkat tumbuh-kembangnya dengan proporsional, sehingga dia siap menghadapi situasi dan kondisi lingkungannya yang setara.... Akibatnya kritik dan saran orang lain diartikan sebagai sesuatu yang " menyakitkan " bukan dianggap sesuatu yang " membangun "... Aduh semoga kita tidak tergolong orang tua yang seperti itu ya teman-teman...!!!

Saya kadang juga membayangkan, jika kita tidak persiapkan anak kita dari sekarang untuk survive... bagaimana kalau kita terpaksa harus meninggalkan mereka... Apakah itu akan lebih baik ataukah justru akan mempersulit dirinya...? diri anak kita yang selama ini kita sayangi, amat sangat kita jaga dan perhatikan....?!
Aduh saya kok jadi sedih membayangkannya ... Walahualam bisabab... Allah Maha Mengetahui...Allah Yang Mempunyai Rahasia apa yang ada didepan kita, kita hanya diberi pengetahuan yang amat sedikit dari pengetahuanNYA, kita hanya diberi ilmu yang serba terbatas...sementara Beliau IlmuNYA sangat Luas...
Setiap anak lahir dalam kondiisi fitrah, dan harapan kedua orang tuanya untuk anaknya " Cerdas " dan " Pintar "... lahir batin, mental spiritual... marilah kita ukir sebaik-baiknya....agar kelak menjadi anak2 dan insan2 yang mempunyai pribadi2 yang mengagumkan, selalu Qurota"ayun bagi orang tuanya. Amiiiin.
Mohon dukungannya dan masukannya juga kerjasamanya agar saya sebagai guru " gadungan " ini bisa memberi sedikit kontribusi untuk mewujudkan cita-cita orang tua wali murid anak2 didikku...anak2 kalian semua.... Semoga saya tetap sehat dan semangat, tetap ikhlas, tetap kreatif, tahan gempuran, dan selalu dalam lindungan dan petunjukNYA ...Amin
Salam buat kalian semua wahai orang tua...wahai wali murid.....Semoga selalu bahagia dan sukses ...!!!

ABOUT " ANAK " DIDIK DI KELAS (1)

Hari Jum'at tgl 4 maret 2011 kemarin, aku ngobrol sama seorg mahasiswa psikolog yang sedang nge-test IQ siswa-siswi Bani Saleh. Aku bertanya bagaimana hasilnya, secara keseluruhan hasilnya IQ mereka Tinggi dan Tinggi sekali. Alhamdulillah, ucapku, cuma aku belum puas hanya begitu saja. Aku bertanya lagi mengapa IQ seorang anak tidak semua / selalu mencerminkan kecerdasannya di sekolah? . Di kelas sering aku temukan beberapa anak yg susah untuk diatur, susah menerima pelajaran, susah mengerjakan tugas, susah diberi tanggung jawab, susah paham kalau diajak bicara, susah mengerjakan PR, susah mengerjakan latihan  soal pelajaran,susah diatur, susah diajak disiplin, dan masih beberapa hal lagi yang kata mereka susah...susah dan susah...! bahkan utk menghafal pelajaran yg paling mudahpun atau "dasar" anak itu bilang susah, atau belum hafal...!!! anak lain cukup menghafal beberapa menit, anak itu diberi waktu beberapa minggu tidak hafal bahkan beberapa bulan, hingga berganti tahun...dia naik kelas dengan problem yang sama...
Ini adalah tantangan bagiku, sbg guru "gadungan" yang pinginnya semua anak yang kuhadapi dan kutransfer pelajaran semuanya dapat diterima dengan baik, sempurna dan cerdas...!!! Wooou...mungkin aku terlalu idealis....???!!!

Kata mahasiswa psikolog itu (yang sebenarnya juga sependapat dgn aku...!) bahwa diapun sering menemukan anak yg seperti itu. IQ tinggi tapi tidak bagus nilai2 di kelas. Kemudian dia selidiki...(spt detektif aja ya..!) ternyata pola asuh di rumah tidak matching/kompak dengan pola asuh di sekolah/kelas khususnya.
Guru dan pihak sekolah mempunyai batasan kedisiplinan dan target pencapaian ketuntasan dengan kasih sayang seukuran...tapi di rumah tidak mempunyai batas kasih sayang (namanya juga anak sendiri, pasti disayang dan dimanjakan) mosok yo ditarget...?
Atau bahkan sebaliknya, orang tua dirumah menerapkan disiplin yg tinggi kadang (maaf) berlebihan tidak sesuai dengan umur siswa (ternyata krn tdk mau repot, sama2 sibuk kerja dan karier, anak sibuk sekolah, bapak sibuk mencari nafkah, ibupun sibuk krn ingin punya karier) akibatnya....eh malah bocah dirumah sikapnya sebagai " anak yg manis" santun, pinter, tertib,dll...tapi di sekolah....? Masya Allah...kadang menantang kesabaran bapak dan ibu gurunya krn bandel, sering keluar kelas, latihan dan tugas paling terakhir, ngobrol dan usil ketika menerima pelajaran dikelas dll... Nah lho...! Perlu dikaji lebih dalam dan dibhas lebih jauh dan diamati lebih lama sebelum mengambil suatu kesimpulan dan saya mohon masukkannya....Ini sebagai bahan perenungan, agar tidak saling menyalahkan melainkan kita cari solusi bersama...untuk kemajuan anak dan kesuksesan anak lahir batin, sukses IQ, EQ, dan SQ-nya...
Sekian dulu....disambung nanti...