Selasa, 05 Oktober 2010

KISAH KASIH DI SEKOLAH


Aku kangen ayahku, aku ingin belajar sama ayahku….!
(ini adalah pengalaman di kelas)
Aku punya murid,perempuan,kelas V waktu itu.                                          Tiap hari selalu terlambat masuk sekolah.                                                    Tiap hari memakai baju seragam yg jauh dari bersih, padahal katanya sudah dicuci.                                                                                                       Kerudung yang dipakainya tidak lebih bersih dari serbet piring (maaf ini nyata)
Sudah kelas V, ketika ditanya perkalian 1 sampai 10, hanya bisa menjawab dg lancar pada saat sampai perkalian 2, seterusnya biar mau dipaksa atau dengan cara halus pun tidak mampu menjawabnya.
Sudah kelas V, ketika diminta menyebutkan huruf hijaiyah (utk dasar belajar Alqur’an) tidak lengkap, tidak urut dan banyak yang lupa.
Hampir semua guru mata pelajaran mengeluh tentang prestasi belajarnya.
Sudah diberi tambahan belajar (les privat) dengan memanggil guru di rumah,hasilnya belum tampak ada kemajuan.
Suatu ketika aku sebagai wali kelas bertanya (dengan lembut sambil kudekap dia): “ Apa yang kau inginkan dalam hidupmu sekarang ini, nak?”
“ Kamu sebentar lagi menghadapi ujian kenaikan kelas, tahun depan kelas VI kamu harus menghadapi UAN. Apa yg bisa ibu lakukan untuk membantu kamu belajar, agar prestasimu belajar lebih baik lagi ?”
Ternyata tanpa kusangka dan tanpa kuduga dia menjawab pertanyaanku (sambil menangis, menitikkan air mata) : “ Ibu, aku kangen sama Ayah, aku pingin bisa belajar sama Ayah….!”
Subhanaallah…
Dimana dan kemana saja Ayahmu selama ini, nak?  Bukankah               setiap hari diantar Ayah.
Ayah juga pulang ke rumah, setiap hari. Keluarga “ berada “, segalanya ada, jumlah keluarga di rumah setiap hari juga lengkap
ada ayah, ada ibu, ada kakak, ada adik, ada pembantu…tapi ada masalah, ada yang “ salah ” rupanya.
Kusebut “ kurangnya Kualitas Perhatian dan Pertemuan “
Tidak bermakna jadinya.
Maka begitu ada kesempatan, segera aku hadirkan Ayah dan Ibunya di sekolah. Mereka menyaksikan sendiri bagaimana kemampuan anaknya dalam menerima pelajaran, dan mereka sangat terhenyak dan terharu mendengar hasil investigasiku thd anandanya tercinta.
Hari demi hari…waktu demi waktu berlalu… muridku itu menunjukkan kemajuan yang sangat berarti…bahkan aku bilang “ menakjubkan “.
Guru-guru mengherankan prestasi hasil belajarnya yang menunjukkan grafik meningkat dalam waktu singkat.
Seperti semua ilmu yang dulu terabaikan, keluar dari tabungannya…
Nilai 7-8 yg dulu jadi impian, apalagi nilai 9 baru berupa khayalan, setelah tiga bulan berlalu sejak saat kejadian itu….bukan hal yang mustahil…” dia dapatkan nilai-nilai itu, 7, 8, dan 9 menjadi kenyataan, dia raih dalam genggaman….. Allahu Akbar…!
Ketika kutanya, apa yang sudah dia lakukan utk meraih semua itu…
Dia bercerita dalam dekapanku, tetap sambil menitikkan air mata, tapi kali ini airmata haru dan ada pancaran bangga dan kebahagiaan di matanya, dia jawab : “ Aku senang ibu, aku sekarang semangat belajar ibu, karena Ayah mendampingiku dan mengajariku selalu diwaktu belajarku…! “ Subhanaallah…Alhamdulillah…Allahhu Akbar.
Semua ilmu yang dia terima dari kelas satu dimana semua orang menduga tidak banyak yang dia bisa serap, ternyata muncul semua, hidup dan berkembang berkat sentuhan kasih sayang Ayah tercinta yang dulu terabaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar